Senin, 30 Januari 2012

Melahirkan Pribadi Unggul


Melahirkan Pribadi Unggul

Keberadaan akhlak mulia bagi setiap pribadi unggul, adalah buah dari keimanan yang kental. Dan ini merupakan kekayaan yang tinggi nilainya dalam kehidupan manusia. Untuk itu, sejak awal (melalui PAUD = Pendidikan Anak Usia Dini) kita harus berusaha memburu keilmuan tentang itu sebagai bekal dalam membangun kehidupan berumah tangga.
Melahirkan Pribadi Unggul
KEHADIRAN Islam jelas-jelas merupakan kebaikan dan keselamatan bagi umat manusia. Pada masa awal Islam dan era Khulafaur Rasyidin, tak dipungkiri bahwa keluarga muslim telah mendapatkan kebahagiaan. Kuncinya, disebabkan ia memformat sesuai dengan manhaj yang lurus. Yaitu semua usaha kedua orang tua yang dicurahkan untuk mendidik anak-anaknya dalam naungan agama (Islam), melejitkan mereka untuk mencintai Allah dan bertakwa kepada-Nya, dan menanamkan akhlak mulia –akhlak Islam—dalam diri keluarga mereka.
Akhlak mulia ini merupakan cerminan keimanan dan amal saleh seseorang. Dan akhlak mulia juga merupakan ciri-ciri keunggulan manusia, disamping tentunya berupa keimanan yang utuh dan amal ibadah itu sendiri –baik yang khususiah maupun fardhu kifayah--.
Atas dasar itu, pantas saja Islam mengajarkan dalam landasan memilih pasangan hidup (baca: baik bagi pihak lelaki maupun wanita), berpedoman pada landasan kesalehan yang benar dan keterkaitan/ jalinan yang utuh kepada Allah dan Rasul-Nya. Nabi Saw bersabda, “Jika datang seorang pelamar yang bagus agamanya kepadamu, maka kawinkanlah dia. Karena jika tidak, akan terjadi fitnah di atas bumi dan banyak kerusakan.” (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi).
Batasan seperti itulah, kiranya yang patut menjadi dasar setiap muslim/muslimah dalam berusaha membangun sebuah ikatan keluarga sakinah.

Akhlak Pribadi Unggul

Keberadaan akhlak mulia bagi setiap pribadi unggul, adalah buah dari keimanan yang kental. Dan ini merupakan kekayaan yang tinggi nilainya dalam kehidupan manusia. Untuk itu, sejak awal kita harus berusaha memburu keilmuan tentang itu sebagai bekal dalam membangun kehidupan berumah tangga.
Dalam hal ini, kita telah sepakat bahwa kemuliaan akhlak bangsa ini akan tumbuh dengan baik, bila individu-individu dalam keluarga itu telah memiliki akhlak mulia. Dan Rasulullah Saw adalah contoh utama pembentuk akhlak dalam kehidupan setiap muslim. Dalam sebuah hadits, Nabi Saw bersabda, “Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad).
Harapan demikian, insya Allah akan terwujud, manakala setiap diri kita meniatkan secara sungguh-sungguh lagi ikhlas mengharap ridha-Nya. Sehingga dari sini akan terbentuk sebuah tatanan yang terjalin dengan nilai-nilai akhlakul karimah. Dan melalui nilai-nilai ini dan disiplin yang diamalkan oleh anggota masyarakat, maka akan lahirlah sebuah masyarakat yang aman, damai, harmonis dan diselimuti ruhiah Islam.
Berikut ini, ada beberapa nilai akhlak Islam yang menjadi tonggak amalan –sehingga patut dikedepankan— bagi setiap (keluarga) muslim dalam melahirkan individu/pribadi unggul, yaitu:
  • Ikhlas. Ikhlas adalah inti dari setiap ibadah dan perbuatan seorang muslim. Allah SWT berfirman dalam QS. Al Bayyinah: 5, ”Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan –keikhlasan— kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”
Keikhlasan seseorang ini, akan menghasilkan kemenangan dan kejayaan. Anggota masyarakat yang mengamalkan sifat ikhlas, akan mencapai kebaikan lahir-bathin dan dunia-akherat, bersih dari sifat kerendahan dan mencapai perpaduan, persaudaraan, perdamaian serta kesejahteraan. Nabi Saw bersabda, “Bahagialah dengan limpahan kebaikan bagi orang-orang yang bila dihadiri (berada dalam kumpulan) tidak dikenal, tetapi apabila tidak hadir tidak pula kehilangan. Mereka itulah pelita hidayah. Tersisih daripada mereka segala fitnah dan angkara orang yang zalim.” (HR. Imam al-Baihaqi).

Tidak ada komentar: